Pages

Cerpen : Memanggil Namamu

Bagian 1 : Hujan Menjadi Saksi

       Begitu letih kaki ini melangkah, awan hitam juga tak bersahabat. Rintik hujan membasahi baju sekolah SMA yang kukenakan. Sawah-sawah yang luas kian menjadi basah .Ku berjalan menunduk melihat aspal yang berlubang. dubraaaaaaaaak........
 "ehh, maaf-maaf, aku gak sengaja "

 
        mungkin aku menabrak seseorang??? dengan terus menunduk aku berharap dia berkata, kian lama juga tak berkata , aku pun berusaha menarik kepala ku untuk melihatnya. "wuuuiiiihhhh, cakep banget " tanpa sadar kuberkata itu dihati ku.
"maaf"

 hanya kata-kata itu yang mampu kukatakan ketika melihatnya. Matanya yang jernih dan senyumnya yang manis kian menyapa ku menunjukkan  bahwa ia telah memafkanku.
       Senyumannya telah menyihirku terbang ke langit , melihat langit penuh bintang di siang hari . mungkin ini yang namanya cinta pada pandangan pertama , ehehehe, kesialan ku tadi di sekolah mungkin bisa terhapuskan oleh pangeran ini. Rambutnya yang basah dengan jaketnya yang berwarna putih kian merubah dia menjadi white prince di hatiku :D .
       Lalu ia berjalan menuju selatan berlainan arah denganku. Postur tubuh, wajah, senyuman , dia memang seperti pangeran dari negri dongeng. hihiihihi. Tapiii cuma satu yang belum, haha , ia tidak membawa kudanya!!!!
       *sesampai di rumah
       Aku masih tetap saja mengingat wajahnya. Huft, aku belum tersadar dari hipnotis pangeran itu, bahkan ketika ku buka buku pelajaranku semua tulisan di buku itu berubah menjadi gambaran wajahnya. Ya ampun , ini membuatku gila !
       Ku terlelap dalam mimpi tentangnya
"Nama kamu siapa?" kata pangeran itu, aku seakan berada pada tempat dan waktu saat aku bertemu dia di jalan itu.
"Namaku Dewi, nama kamu siapa?"
 "Namaku ....."
"Dewi, Dewiiiiiiiiiiiii, bangunnnn!" terdengar suara mama ku yang membangunkan ku setiap pagi. "iaaaa ma,dewi bangun" . Dengan rambut yang acak-acakan aku masuk kamar mandi. sesunguhnya aku malas kalau harus kesekolah, masalahnya ada Si Dewa JAHIL!
        *di sekolah
 "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"  ada yang menarik ikat rambutku dari belakang
"hahahaha" tawa jahat Dewa kian menyiksa ku stiap hari :( .
"kembaliin ikat rambutku! kembaliin! Dewaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!"
 "My Princess, kamu tu lebih cantik kalau rambutnya gak di ikat" sambil berkata ,ia tersenyum licik!
          Begitulah hari-hariku setiap hari , selalu saja harus di ganggunya, bahkan dari aku masih kecil! kalau di ingat-ingat gak bisa di hitung kejahilannya , ckckckckckckk.
           Teng...teng...tenggggggggggggg.. aaah akhirnya bel berbunyii, aku capek banget belajar, sekarang saatnya pulang. Terik matahari kian menyinari langit yang biru, sawah-sawah tersenyum ria menyapaku , aku masih saja memikirkan pangeran itu, dijalan menuju ke rumahku ada sebuah pos tanpa pikir lama aku langsung duduk disana, menunggunya pulang dari sekolahnya yang berada di jalan sebelah utara rumahku, hal ini kuketahui saat melihat lambang sekolah di jaketnya.
            Aku masih menunggunya,bahkan sampai sang surya tenggelam. Karna cemas ibuku akan khawatir akhirnya aku pulang. Malam hari pun aku masih mengingatnya, Sungguh aku ingin bertemu dengannya utuk kedua kalinya.
            Aku kembali bermimpi tentangnya dalam mimpiku aku melihatnya menangis di pos tempat aku menunggunya tadi.
 "kamu kenapa mengangis?" kataku sambil memegang pundaknya,
"wi, aku baik-baik aja"
katanya dengan nada pelan,dengan wajah yang pucat dingin bahkan matanya yang jernih menjadi redup. aku khawatir tentang keadaannya, aku harap dia baik-baik saja.
             Terbangun aku dari mimpiku, segeralah aku masuk ke kamar mandi dan berangkat ke sekolah dengan jalan kaki karna bisa di bilang sekolahku gak terlalu jauh. Dijalan saat berangkat sekolah rintik-rintik hujan berjatuhan , terpaksa ku menunda perjalananku ke sekolah dan berteduh di pos polisi yang sudah tidak dipakai ini.
 "dewi" ada sesorang yang memanggilku.






              Bagian 2 : Rain

             Saat aku menoleh ke samping ternyata yang memanggilku adalah pangeran itu. Pangeran yang kutunggu-tunggu dan hadir dalam mimpiku. Aku masih saja terdiam antara percaya dan tidak kenapa ia mengetahui namaku.
"Kamu koq tau namaku?" tanyaku kepadanya.
 "itu di pakaian sekolahmu kan ada namamu!" ow iaia pikirku dalam hati.
 Lalu kulihat juga label namanya, ternyata namanya Rain Putra.
"hujannya udah reda, aku duluan ya" katanya dan langsung berjalan kearah menuju sekolahnya.
             Aku tersenyum bahagia karena aku masih diberikan kesempatan bertemu dengannya. Dengan hati bersemi-semi aku melanjutkan perjalananku kesekolah.
            "My princess ??" seseorang yang kukenal memanggilku.
Pasti Dewa pikirku, saat aku menoleh ternyata beneran dia.
"yuk, sini naik motorku! kita bareng jalan kesekolah?" katanya dengan senyumnya yang jahil.
            Dasar , sekolah lagi beberapa langkah baru ngajakin naik motor, gila! pikirku dalam hati, dengan terus berjalan aku tak menjawab pertanyaannya.
            Hujan tak berhenti hingga aku pulang sekolah.
"Aku terobos aja ni hujan biar aku bisa ketemu pangeran Rain", gumam ku dalam hati.
Kuterobos hujan yang sangat deras ini. Lalu ku berteduh di pos itu lagi. Aku menunggunya disitu, aku berharap dia juga berteduh disitu. Dari kaca pos itu kulihat keluar belum juga hujan berhenti, kutiupkan embun nafasku ke kaca jendela itu dan kutulis namanya. RAIN PUTRA.
"ngapain nulis namaku?" tanyanya.
Aku sangat kaget,aku tak menyangka dia ada disebelahku.
"hmm,, akuuu"
 aku tak bisa menjawab pertanyaan darinya. Lalu dibawah namanya ia meniupkan nafas ke kaca itu  dan menulis namaku. DEWI MURNI. Dia tersenyum padaku, aku sangat menyukai senyumannya, tapi wajahnya begitu pucat, matanya juga tak sejernih saat pertama kali ku melihatnya.
"kamu sakit?" tanyaku.
 "wi, aku baik-baik aja" kata-katanya persis sama kayak mimpiku. aku masih tidak percaya dan tidak berkedip memandang wajahnya.
"kita keluar yuk" katanya.
"kemana kan lagi hujan?" kataku terheran-heran.
            Dia langsung menarik tanganku dan mengajakku keluar kesawah-sawah. Aku dan Rain berjalan di jalan kecil di tengah sawah. Dia memegang tanganku erat. Aku sangat heran, sungai kecil yang berada ditengah sawah ini sungguh indah saat aku melihatnya bersamanya. Sungai dengan percikan air hujan ini sungguh indah, sangatt indah. Beberapa menit kemudian hujan mulai mereda dan berangsur-angsur berhenti.
           "kita pulang dulu yuk"katanya.
Dan ia menggengam erat tanganku, tangannya begitu dingin. Mungkin karena kehujanan, wajahnya juga bertambah pucat. Akhirnya kita pun berjalan berlainan arah menuju rumah masing-masing.
         Malam harinya aku kedinginan, mungkin bakal sakit, tapi ku senang karna dapat bersamanya dalam hujan itu.
         *keesokan harinya
         Kuterbangun  tanpa mimpi tentangnya. Mungkin buat sebagian besar orang sangat tidak menyukai hujan. Tapi karna hujanlah yang mempertemukan aku dengannya, aku sangat menyukai hujan.



         Bagian 3 : Dewa Teman Masa Kecilku

         Teringat saat-saat bersama Dewa.........
"Dewaaa! kembaliin tasku ! "
"ambil aja kalo bisa,ahahahahahahaa"
Ku melompat-lompat untuk meraih tasku, namun tetap takbisa kuraih. Tasku di gantung di atas jendela. Tanganku yang kecil tak dapat meraihnya, saat itu aku masih SD jadi iaa tanganku kecil, hehehe. Aku sangat kesal sama Dewa waktu itu, hingga aku meneteskan air mata dan merengek-rengek seperti anak-anak pada umumnya. "wi, maaf jangan nangis donk! kamu cengeng banget!" sambil ngomel-ngomel dia mengambilkan tasku yang ia gantung dengan mudahnya karna dia termasuk orang yang berbadan tinggi. Dia mengapus airmataku dan memberikan tasnya padaku. Dia memelukku dan menangis.
 "maafin aku wi, aku emang suka ngejahilin kamu, tapi aku gak bisa liat kamu nangis "
        Setelah hari itu, aku tak pernah menangis saat dijahilin sama dia, karna aku juga gak mau dia nangis gara-gara aku ,emang aneh sih, tapi hari-hari seperti ini kujalani hingga beberapa tahun. Dan keadaan ini mulai berubah saat kami berumur 14 tahun saat kami duduk di bangku SMP.
"wi, kamu kenapa?"
"ada apa waa?"
"rok kamu?"
"kenapa rok aku?"
"merah-merah"
"haaaaaaaaaaaaaaa "
         Saat itu aku masih kecil tak mengerti apapun tentang menstruasi pertamaku. Dia memakaikan jaketnya di rokku untuk menutupi hal itu, dan membawa ku pulang tanpa seorangpun yang tahu.
         Ooow, ia aku ingat juga pas dia mulai merasakan cinta monyet.
"wi, kamu mau gak jadi pacar aku?"
"ha?"
"jawab wi"
"apa-apaan cih kamu, huuu!"
        Aku tak menghiraukannya. Dan langsung pergi meninggalkannya. Setelah beberapa bulan kemudian dia mempunyai pacar pertama yang bernama Dina. Dunianya kini berubah hanya tertuju pada Dina bahkan ia mulai menjauhiku.Tapi entah kenapa dia memilih satu SMA denganku, daripada bersama Dina,padahal dia termasuk orang pintar yang pasti diterima di sekolahnya Dina. Dan satu lagi, sekolah ini bukan sekolah favorit. Karena hal inilah  akhirnya mereka putus saat memasuki awal masa SMA.
"kenapa  cih loe lebih milih satu sekolah ma dewi daripada sama gue?" kata dina dengan nada tinggi kepada dewa.
"maaf" kata dewa tanpa ekspresi.
"loe pilih dewi apa gue?"
"Lebih baik kita putus" kata Dewa dengan nada dingin.
"oow, gitu mau loe?, oke kita putus!"
        Hingga akhirnya aku yang kena ampasnya, Dina melabrakku saat terakhir ke sekolah SMP.
"eeeeeeeeeeeeeeeeeh dewi ! dasar cewek ganjen, gara-gara eloo gue putus ma Dewa!
"apaan cih, aku gak ngerti maksud kamu! aku gak ada hubungannya ma putusnya kalian"
Dia menamparku di hadapan teman-temanku dan didepan Dewa. Dewa langsung datang dan membelaku.
"elo jangan asal nampar-nampar dewi ia! asal loe tau ia , dewi ni My Princess !"
"awas loe dewi!" dengan menunjuk kearahku , dia langsung meninggalkanku dan dewa.

kalau di ingat-ingat lagi banyak banget kenangannya bersama ku........
"My princess.......!!!!"
"eh, kamu Dewa ngagetin aja!"
"lagian kamu tuh, ngelamun aja kerjaannya di sekolah!"
"hehehehehe"
        Untung aja Dewa gak tahu kalau aku lagi ingat-ingat masa sama dia dulu. hmmmmmm..... hihihihi........
         Sudah beberapa hari ini tidak ada hujan yang turun, begitu juga dengan aku dan Rain. Aku kangen seyum Rain.....


Bagian 4 : Hari-hari Tanpa Rain

         "Rain ? kamu dimana?"
         Aku bermimpi yang sama untuk beberapa kali.
         "aku gak kemana-mana koq" kata Rain sambil tersenyum.
         "tapi aku dah 5 hari ini gak ketemu ma kamu, kamu kemana?"
         "walaupun aku gak bisa ketemu kamu secara langsung tapi aku selalu ada di hati kamu wi"
          Aku kembali ke tempat sungai kecil itu bersamanya. Mimpi ini terus berulang setiap malam.Senyumannya tak pernah berubah, kata-katanya yang menyakinkanku bahwa aku  tak kan pernah kehilangannya. Tapi hari-hari tanpanya sangat sulit untuk dijalani. Aku berharap musim hujan akan segera datang, agar aku bisa melihat titik-titik hujan bersamanya lagi. Sempat aku berfikir kenapa ia selalu pergi ketika hujan mulai turun?
          Ini hari keenam aku menunggunya di Pos itu, tapi kedatangannya mungkin berpeluang nol. Tapi dengan tekad kuat aku terus menunggunya hingga sang surya kembali kerumahnya. Penantianku seakan sia-sia.
          "wi, jalan-jalan yuk?" kata Dewa.
          "maaf, aku lagi gak pengen"
          "tapi wi, kamu dah seminggu terus aja bengong kayak orang gila di pos ini!" katanya dengan nada prihatin.
          "aku masih waras koq Wa."
          "plizzz, wi, ayo jalan-jalan... aku ajak kamu kepantai deh.. mau mau iaaaaaaaa?"
          "gak"
          "terus kamu mau kemana?"
          "gak kemana-mana"
          "wi, aku mohon" katanya sambil bersujud di depanku.
          Aku tak mampu menolak ajakannya untuk saat ini. Tanpa kata aku hanya mengangguk-anggukan kepala ku. Dan naik ke motornya. Kupeluk erat tubuhnya karena aku takut jatuh dari motor gedenya ini. hmmmmmmm...
           *sesampai di pantai
          Deburan ombak seaakan menjadi saksi kebisuanku memikirkan Rain. Laut biru masih tak sejernih matanya Rain. Aku tidak bisa melupakannya walau hanya untuk satu detik.
           "wi, koq diem aja" kata Dewa sambil memegang pundakku dan menatap dalam kemataku.
           Aku diam saja tak mengiraukan kata-katanya karena pikirannku hanya tertuju pada Rain.Tiba-tiba Dewa menarik tanganku dan membawaku ke dalam laut itu. Ia tersenyum penuh kebahagiaan , akupun membalas senyumannya.
             "Bajuku jadi basah ni Wa!"
             "hahahahaha, aku seneng liat kamu mau ngomong lagi , dan mau tersenyum lagi."
              Aku hanya tersenyum padanya, tapi dia menyiramkan air-air laut ke wajaku. Aku tak mau kalah kubalas juga dengan penuh tawa. Tiba-tiba Dewa memelukku, sangat erat.
              "wi, aku sayang ma kamu" Dengan pandangan yang sangat bersahabat ia menatap mataku. Namun wajahnya mulai mendekat ke wajahku, bahkan sangat dekat. Tapi aku tersadar dan memalingkan wajahku. Rintik-rintik hujan ini seperti cemburu melihatku dengan dewa. Aku langsung teringat pada Rain,
               "wa, ku mau pulang sekarang"
               "tapi wi?"
               "aku mau pulang sekarang" kataku dengan nada dingin.
               Dewa langsung menuruti permintaanku. Dan kita pulang. Diperjalanan pulang rintik hujan kian menyapaku namun semakin melemah.
               "Wa,aku turun disni" kataku sambil menunjuk pos itu.
               "tapi wi?"
               "Aku bilang aku turun disini!" kataku dengan tegas.
Akhirnya ia mengikuti permintaanku. Dan menurunkanku di pos itu, dan ia lekas melaju meninggalkanku.
                Hujan semakin melemah, aku menangis di pos itu. Aku merasa bersalah karena tidak menunggu Rain. Aku sangat-saangat menyesal. Tapi di tengah sesalanku, ada yang memelukku dari belakang. Siapa dia?????


Pembaca yang baik adalah pembaca yang memberi komentar di tulisan yang telah dibaca.
Terimakasih,
      
        

2 comments:

Ngoerah Asthawa said...

itu cerpen karangan cva??

viona dewi ayunitami said...

Karanganku :)
tapi blum slesai,,,

Artikel Terkait